Krystal POV
Namaku Jung
Soo jung, tapi orang-orang mengenalku sebagai Krystal, nama baratku. Aku gadis
berkacamata yang kuper.Tidak ada yang menarik dari diriku, aku hanya gadis
remaja pada umumnya. Saa tini aku duduk di kelas XI S.M Senior high School.
Mungkin satu-satunya keahlianku adalah belajar, entahlah hanya itu yang bisa
aku lakukan dengan baik. Aku memang tipe orang yang introverted,tak
heran jika aku sama sekali tak punya teman dekat. Di sekolah aku lebih sering
menghabiskan waktu di perpustakaan, berteman dengan buku-buku tebal yang bagi
sebagian orang mungkin terdengar membosankan. Aku tahu teman-teman sering menyebutku
anti sosial, bagaimana lagi memang itu kenyataannya. Satu-satunya sahabatku
adalah Eonniku, Jung SooYoen.
Aku sama sekali tidak tertarik untuk memiliki namja chingu, karena jujur
saja hatiku telah tercuri. Namanya Kim Joon Myun, tapi semua orang memanggilnya
Suho, karena dia memang pelindung, guardian angel. Dia membelaku saat
aku dikerjai habis-habisan oleh para senior waktu masa orientasi. Dalam hidupku
tidak ada orang yang mau repot-repot membelaku (kecuali keluargaku) selain dia,
ya hanya dia. Terhitung sudah satu tahun aku menyukainya secara diam-diam.
Memang hanya dengan cara ini aku bisa menyukai ani… mencintainya. Karena
realitanya dia sudah memiliki seorang yeoja chingu, namanya Yoon Sohee.
Salah satu gadis paling populer di sekolah, sangat bertolak belakang denganku.
Kau tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang dalam diam sepertiku?. Seru tapi
sakit.
Mungkin
setelah ini aku harus lebih rajin ke gereja karena Tuhan telah mengabulkan
salah satu keinginanku, aku satu kelas dengan Suho!. Akhirnya setelah satu
tahun aku hanya bisa melihatnya bermain bola melalui kaca jendela perpustakaan.
Mungkin aku bisa lebih dekat dengannya. Meskipun aku tahu itu mustahil, hanya
sebatas angan yang tak sampai. Dengan hati berdebar-debar aku melangkahkan kaki
menuju kelas baruku. Aku yakin sekali kalau Suho sudah ada di dalam kelas.
“Annyeong!”
sapa seseorang kepadaku,
aku yang berjalan menunduk otomatis mendongak kaget. Dan aku semakin kaget
begitu mengetahui siapa orang yang menyapakau, Suho. aku yakin wajah kagetku
pasti sangat aneh saat ini, karena tak dapat mengontrol rasa senang ini aku
langsung berjalan melewatinya. Bodohnya aku bahkan tak membalas sapaannya. Aku
sangat senang karena ini pertama kalinya dia menyapaku. Oh ayolah Krystal, dia
tidak hanya menyapamu, tapi semua orang yang masuk kelas, tidakkah kau itu
begitu naïf??. Aku meruntuki kebodohanku sendiri. Aku putuskan untuk duduk di
meja pojok paling belakang. Aku tahu kalau itu posisi yang tidak populer bagi
seorang juara kelas sepertiku, tapi aku punya maksud lain. Dengan duduk di
pojok aku bisa mengawasi seluruh kelas termasuk Suho.
Author Pov
Kim Songsaengnim
selaku wali kelas memasuki kelas XI-A. beliau lalu mengumumkan untuk
memilih ketua kelas. Sebagian siswa mengajukan Suho sebagai calon tunggal. Kim Songsaengnim
kemudian bertanya satu persatu pada semua murid apakah menyetujui Suho
menjadi ketua kelas.
“Baekhyun,apa kau setuju?”
“ne”
“Sulli?”
“ne”
“Krystal?”
“….”
“Krystal, bagaimana kau setuju?”
“aku…aku abstain”
“baiklah”
Mendengar itu Suho otomatis
menoleh ke arah Krystal. “ada apa dengan gadis itu?” pikir Suho. Krystal hanya
bisa membuang muka, sebenarnya dia tadi sangat gugup hanya untuk menjawab “ya”
entah mengapa malah kata abstain yang keluar darinya. Meskipun begitu Suho
tetap ditetapkan sebagai ketua kelas yang sah.
***
Hari ini Sohee mengajak Suho jalan-jalan ke Myeondong, Suho dengan senang hati
menerima ajakan kekasihnya itu. Mereka berjalan bergandengan tangan di
sepanjang jalan kawasan pertokoan itu. Membuat siapa saja yang melihat menjadi
iri, tak terkecuali gadis berkacamata yang sedang berjalan ke arah berlawanan
bersama sang kakak. Sakit, itulah yang dirasakan Krystal saat ini.
Seandainya dia adalah aku…
Krystal memilih menyembunyikan wajahnya di balik punggung sang kakak. Dia
benar-benar tidak ingin Suho melihatnya. Tapi terlambat karena Suho sebenarnya
sudah mengenalinya. Dia hendak menyapa tetapi karena perbuatan Krystal
diurungkannya niat itu.
“dia menghindariku? Wae?”
Suho benar-benar tidak mengerti.
“mungkin sebaiknya besok aku
bicara dengannya.”
***
Suho Pov
Hari ini
setelah bel aku tidak bisa langsung pulang karena hujan deras mengguyur kota
Seoul. Masih banyak siswa yang belum pulang,
termasuk para sahabatku, Chanyeol, Kyungsoo dan Baekhyun. Aku
menghabiskan waktu menunggu hujan reda sembari mengobrol dengan mereka.
Tiba-tiba mataku menangkap sosok gadis yang terlihat begitu menikmati hujan,
pandangannya terus menatap rinai hujan di luar sana. Sesekali kepalanya
bergoyang, seolah hujan itu berlagu.
“Krystal itu memang cantik Hyung,
tapi kau kan sudah mempunyai Sohee” ucapan Chanyeol mengalihkan pandanganku.
“aniya. Aku hanya merasa
dia tidak menyukaiku”
“wae?” Tanya Kyungsoo
“entahlah sepertinya dia selalu
menghindariku”
“mungkin itu hanya perasaanmu
saja Hyung, dia itu memang ice princess” Kyungsoo berargumen.
“kalau saja dia tidak sedingin
itu, aku pasti bersedia menjadi Namja chingunya” kali ini Baekhyun yang
nyeletuk.
“mwo??? Kau pikir kau
siapa? Minho sunbae saja ditolak olehnya kau masih bermimpi menjadi Namja
chingunya??” ungkap Chanyeol
“benarkah dia menolak Minho sunbae?”
Tanyaku tak percaya.
“ne hyung” jawab Chanyeol
mantab. Benar-benar gadis yang tidak bisa ditebak, di sekolah ini mana ada
gadis yang bisa menolak pesona Minho sunbae?.
“selain cantik dia juga sangat
pintar, aku heran bagaimana bisa dia menyelesaikan soal trigonometri dengan
sangat cepat?” aku setuju dengan Kyungsoo, dia memang sangat pintar. Tadi kami
semua dibuat terkagum-kagum karenanya.
“Hyung, sebagai ketua
kelas kau bisamemintanya mengajari siswa yang lain. Masak hanya dia saja yang
jagomatematika. Kami semua juga mau.” Kata Baekhyun.
“baiklah. mungkin memang
sebaiknya aku bicara dengannya” aku bangkit dari kursiku.
“HWAITING Hyung!” ketiga
sahabatku member semangat.
Sampai di samping Krystal, aku
langsung mengungkapkan unek-unekku selama ini meskipun dia masih asyik
memandang hujan.
“Krystal-ssi aku tidak
tahu apa masalahmu selama ini, tapi aku rasa kau selalu menghindariku. Jika aku
memang punya salah padamu, aku mohon bicaralah. Kita mungkin bisa menjadi teman
yang baik. Dugaanku ingin kau lebih bergaul dengan teman-teman yang lain.
Mereka ingin kau mengajari matematika.” Kataku panjang lebar. Tapi tidak ada
reaksi apapun darinya.
“Krystal-ssi?” panggilku
lagi, dia menoleh dan melepas sebuah earphone?? Oh God, jangan bilang kalau
tadi dia tidak mendengar perkataanku yang panjang lebar. Gadis ini benar-benar
membuatku mati kutu. Cumakau Krystal yang bisa melakukannya.
“Suho?ada apa??” tanyanya kaget.
“Aniya. Jangan pikirkan.”
Aku benar-benar malu pada diriku sendiri.
Sampai di mejaku aku langsung
ditertawai teman-temanku.
“huahahahaha kau lihat bagaimana
muka Suho Hyung saat tahu Krystal tidak mendengarnya?” ingin aku bungkam
mulut Chanyeol sekarang juga.
“Hyung, kau terlihat
seperti orang bodoh.” Mungkin Baekhyun memang benar. Aku memang bodoh.
***
Krystal Pov
Hari ini aku
pulang sedikit terlambat dari biasanya karena aku harus menemui Lee Songsaengnim
untuk bimbingan olimpiade matematika. Aku melewati koridor deretan kelas XII,
di depan aku melihat Taeyang dan gengnya. Oh Tuhan, semoga kali ini aku selamat.
Tanpa mempedulikan mereka aku berjalan seperti biasa. Tapi sial, seseorang
telah menarik tasku dengan kasar.
“hei, mau kemana gadis manis?”
aku tak mempedulikan Taeyang, dengan susah payah aku merebut tasku kembali.
Sialnya dia malah merampas kacamataku. Oh tidak, tanpa benda itu aku tidak bisa
melihat dengan baik.
“kau mau ini?” aku berusaha
menjinjit untuk mengambil kacamataku kembali. Tapi diamalah sengaja
menjatuhkannya,
“oops sorry!” tak hanya sampai
di situ, dia juga menginjak kacamataku hingga remuk.
“aku benar-benar tidak sengaja.”
Bisa-bisanya dia bilang tidak sengaja?. Setelah puas mengerjaiku mereka berlalu
begitu saja. Dasar preman!. Hari ini aku benar-benar sial.
***
Sampai di
rumah aku langsung menghempaskan tubuhku di atas kasur kamarku.
“Soojung, saatnya makan malam.”
Itu pasti suara eonniku. Tapi aku malas untuk sekedar makan malam kali
ini.
“kau kenapa? Kau sakit?” eonni
sudah adadi sampingku dan memegang keningku.
“aniya eonni, nan gwaenchana.”
Kataku padanya
“apa ada masalah?” aku memang
tidak bisa menyembunyikan apapun dari kakakku. Akupun memperlihatkan kacamataku
yang sudah rusak.
“siapa yang melakukannya?”
“preman sekolah.”
“baiklah, tunggu sebentar ne.”
Tak berapa lama kemudian eonni
kembali kekamarku.
“pakailah ini.” Eonni
memberiku sepasang lensa kontak
“tapi eonni, aku tidak
bisa memakainya.”
“saeng, kalau kau pakai
ini kejadian seperti tadi tidak akan terulang.” benar juga kata eonni,
mungkin aku harus mencoba memakai lensa kontak. Eonni membantuku
memakainya. Tidak terlalu buruk pikirku.
“kau terlihat lebih cantik
Soojung”
***
Krystal Pov
Pagi ini aku
sedikit tidak bersemangat, mungkin karena udara musim dingin yang mulai melanda
kota Seoul. Aku memandang hampa ke luar jendela kelasku, sampai sebuah suara
yang sangat kukenal datang memasuki kelas dengan senyuman khasnya.
“Selamat pagi semua!” sapanya
langsung dijawab serempak semua teman kecuali aku tentunya. Entah mengapa
perasaanku jadi lebih baik sekarang.
“Hyung, syalmu bagus.”
Syal? Aku baru sadar kalau Suho memakai syal., dan ya Tuhan…
Itu syal yang aku berikan secara
diam-diam 6 bulan lalu saat ulang tahunnya.
“ne, ini syal istimewa.”
Dia bilang apa tadi, istimewa?
“pasti dari Sohee” Chanyeol, si
tiang listrik itu telah salah menebak.
“aniya. Ada seseorang
yang memberikannya.”
“jangan-jangan penggemar
rahasiamu Hyung.” Baekhyun benar, aku memang penggemar rahasia Suho.
“entahlah.Yang jelas sampai saat
ini aku masih mencarinya” mencari? Berarti selama ini Suho mencariku? Apa aku
tidak salah dengar?. Andai dia tahu akulah orangnya,apa yang akan dia lakukan?
Mungkinkah ada kesematan bagiku untuk memenangkan hatinya?
“kenapa kau mencarinya Hyung?”
pertanyaan yang bagus Kyungsoo, aku juga ingin tahu.
“karena aku tahu dia sangat
mencintaiku melebihi siapapun…” aku lemas saat mendengar jawaban Suho.
FLASHBACK
SuhoPov
Hari ini
sungguh sangat menyenangkan, meskipun juga melelahkan karena hari ini adalah
ulang tahunku. Aku baru saja mentraktir teman-temanku di kantin sekolah mereka
banyak memberiku hadiah. Sohee memberiku sebuah jam tangan, aku menyukainya.
Sampai di lokerku aku heran kenapa pintunya tidak terkunci, mungkin aku lupa
menguncinya. Aku semakin heran ketika terdapat sebuah kotak kado di dalamnya.
Siapa yang mengirimnya? Kenapa tidak diberikan secara langsung?. Terdorong oleh
rasa penasaran akupun membuka kotak itu, ternyata isinya adalah sebuah syal.
Sepertinya hasil rajutan sendiri, bagus. Siapa yang memberinya? Ternyata juga
terdapat sepucuk surat, segera aku membacanya.
Dear Suho,
Happy b’day to you… Happy
b’day to you….
Selamat ulang tahun
Suho. aku selalu berdoa agar Tuhan berkenan memberikan segala yang terbaik
untukmu. Pasti saat ini kau bertanya-tanya siapa diriku. Aku bukan siapa-siapa,
aku hanya gadis biasa yang menyukai orang sempurna sepertimu. Meskipun kau tak
pernah tahu seberapa besar rasa cintaku padamu. Bagiku kau bukan pelindung,
tapi seorang pencuri, ya pencuri hatiku. Kau telah berhasil mencuri hatiku
sejak awal. Jika orang lain mengibaratkan rasa cintanya sedalam lautan maka aku
tidak. Karena sedalam-dalamnya lautan pasti mempunyai dasar dan bisa diukur
sementara rasa cintaku tidak. Aku mencintaimu sedalam hatiku bisa mencintaimu,
tanpa batas. Aku mencintaimu tidak seperti sekuntum bunga yang hanya mekar saat
musim semi tiba kemudian akan layu. Aku mencintaimu seperti aliran sebuah
sungai, terus mengalir tanpa henti di sepanjang musim. Mungkin semua kata-kata
yang coba kurangkai ini adalah sebuah omong kosong bagimu, karena memang semua
kata takada yang bisa menggambarkan rasa cintaku padamu. Suho, SARANGHAE…
S.J
Kuakui aku
sedikit merinding saat membaca surat ini, terasa ditulis dengan segenap
perasaan hingga mampu menggetarkan perasaanku. Aku dibuat begitu penasaran
dengan surat ini. SJ? Siapa gadis yang berinisial SJ di sekolah ini?. Siapa
gadis yang mencintaiku tanpa batas laksana sungai yang terus mengalir?. Molla,
yang aku tahu aku harus menemukan siapa orangnya.
***
Author Pov
Suho sudah
sampai di koridor sekolah ketika baru disadari kunci mobilnya tertinggal,
terpaksa dia kembali ke kelas untuk menggambilnya. Sampai di kelas dia
menyadari ternyata masih ada orang disana. Orang itu adalah Krystal yang sedang
membersihkan jendela kelas sambil berdiri diatas meja.
“Krystal, kau piket sendirian,
kemana yang lainnya?”
“molla, mungkin sudah
pulang” jawab Krystal datar.
“baiklah aku akan membantumu”
tanpa menunggu jawaban Krystal, Suho langsung mengambil sebuah sapu dan mulai
menyapu lantai kelas itu. Krystal tersenyum menyadari bahwa dia sedang berdua
bersama orang yang dicintainya.
“ah, susah sekali” Krystal
mendengus kesal ketika dia kesulitan membersihkan bagian pojok jendela itu,
tangannya tidak sampai. Tanpa disadarinya
tumpuan meja itu tidak seimbang, sejurus kemudian dia oleng. Krystal bersiap
merasakan rasa sakit tak tertahankan. Tapi….
Hap!
Krystal heran
kenapa dia tidak merasakan sakit, dia baru tahu kalau jatuh itu rasanya hangat.
Hangat? Tunggu dulu, segera dia membuka matanya yang sedari tadi tertutup. OMO!
Dia tidak percaya saat ini dia ada dalam pelukan Suho. Sejurus kemudian dua
pasang manik mata itu bertemu. Suho baru menyadari kalau Krystal melepas
kacamata minus yang selama ini dipakainya. Cantik, itulah yang ada dalam
pikiran Suho saat ini. Mata itu seolah punya magnet yang bisa menariknya kedalam
pesona Krystal. Mata yang sanggup membuat orang mengatakan kalau sang pemilikya
adalah gadis yang cantik dengan hanya melihat matanya saja. Krystal ingin waktu
dihentikan saat itu juga, satu sisi dalam dirinya seolah enggan untuk
melewatkan kesempatan ini.
“Suho-ssi, lepaskan aku”
ucapan Krystal barusan membuat Suho tersadar dari petualangannya menyelami mata
indah itu. Diapun menuruti Krystal. Sejenak suasana canggung menyelimuti
keduanya.
“Krystal, maafkan aku. Oh ya aku
harus segera pulang mungkin saat ini Sohee sudah menungguku.” Kembali
kecewa dan sakit, seperti sudah sangat biasa dialami Krystal.
***
Suho Pov
Sepanjang jalan menuju kelas Sohee aku terus terbayang kejadian bersama Krystal
tadi. Entah mengapa ada satu sisi dalam hatiku yang merasa senang dengan
kejadian tadi. Aniya… apa yang aku pikirkan, ingatlah Suho kau sudah
punya Sohee. Kulangkahkan kakiku menuju kelas di ujung koridor itu, lampunya
masih menyala pertanda masih ada orang di dalamnya. Kasihan Sohee mungkin sudah
lama menungguku.
“Sohee, maafkan..” aku tidak
bisa melanjutkan kalimatku karena terlalu kaget. Sohee, kekasihku sedang
berciuman dengan pria lain di dalam kelas!. Aku seperti tidak percaya pada
mataku sendiri, Sohee menghianatiku. Sepertinya perkataanku tadi mengganggu
aktifitas pasangan ini, mereka melepaskan ciuman itu. Sohee menatapku seperti
maling yang tertangkap basah. Aku tak bisa terima ini, aku benar-benar marah.
Harga diriku seperti dihempaskan begitu saja. Segera aku menjauh dari tempat
itu.
“oppa, tunggu!” aku tahu
Sohee mengejarku. Untuk apa lagi? Kuanggap aku dan dia sekarang sudah berakhir.
Segera aku masuk kedalam toilet pria. Aku menjambak kasar rambutku
sendiri.Salah apa aku hingga Sohee bisa melakukan ini padaku?. Karena emosi ku
tinjukaca di depanku untuk menyalurkan emosi yang sudah di ubun-ubun.
“PRANGGGG..” hatiku sekarang
seperti kaca ini, hancur berkeping-keping. Kurasakan tanganku mulai terasa
sakit. Tak apalah toh rasa sakitnya tak sepadan dengan sakit hatiku.
***
Krystal Pov
Setelah
menyelasaikan piketku, akupun segera pulang. Di koridor aku melihat seseorang
berjalan gontai di depanku, sepertinya aku mengenal siapa orang itu, Suho. ada
apa dengannya, bukankah tadi diabaik-baik saja?. Aku melihat ke lantai, kenapa
ada bercak darah?. Aku sangat kaget ketika menyadari kalau darah ini berasal
dari tangan kanan Suho. Ya Tuhan, apa yang terjadi padanya.
“Suho,tunggu!.” Aku berhasil
menghentikannya
Diamasih diam.
“ada apa dengan tangganmu?”
“aniaya...” tanpa
menunggu jawaban Suhoaku segera menarik paksa tangan kirinya. Aku tidak bisa
membiarkan dia terluka.
***
Suho Pov
Krystal
menarik paksa tanganku dan membawaku ketaman sekolah. Sejenak kemudian dia
mengeluarkan sebuah kotak. Ternyata kotak obat.
“kenapa kau membawa kotak obat
ke sekolah?”
“eonniku yang
membawakannya, dia tahu aku sering diganggu preman sekolah. Jadi dia memberiku
ini untuk jaga-jaga. Sudahlah jangan banyak Tanya, mana tanganmu?.”
Akupun menurut. Dia mulai
mengobati tangan kananku. Sesekali aku meringgis kesakitan, kemudian dengan
sabar Krystal meniup lukaku. Ternyata benar dugaanku dia sebenarnya gadis yang
baik meskipun sedikit dingin.
“kenapa kau bisa terluka seperti
ini? Jangan bilang kau melukai dirimu sendiri” aku mengangguk.
“kau benar-benar bodoh.”
“kau memang benar Krystal, aku
memang sangat bodoh.”
“musun suriya?”
“aku sangat bodoh sampai-sampai
kekasihku menghianatiku.” Kulihat dia membulatkan matanya tak percaya.
“mianhae Suho-ssi”
“tidak apa-apa.”
“cha! Sudah selesai.” Aku
melihat tanganku sudah penuh dengan plester. Aku yang meminta agar tidak
menggunakan kasa perban atau semacamnya.
“kalau begitu aku pulang dulu
Suho-ssi.” Apa dia mau pulang? Aku belum ingin berpisah dengannya.
Dengan sigap aku menahan tangannya.
“tunggu”
“ada apa lagi?”
“sebagai ucapan terimakasih
maukah kau pergi menonton bola denganku sabtu malam besok?”
“….” Kumohon jangan menolak
Krystal.
“ne” aku tersenyum senang.
***
Suho Pov
Malam ini aku
melajukan mobilku dari rumahku dikawasan gangnam menuju rumah Krystal. Ini
pertama kalinya aku akan menghabiskan malam minggu bukan dengan Sohee. Beberapa
hari ini memang dia berusaha menghubungiku, tapi tentu saja aku tolak. Aku
tidak mungkin kembali padanya. Hanya butuh waktu 15 menit aku sudah sampai di
depan rumah Krystal. Aku menekan bel yang terletak di samping pintu. Tak berapa
lama kemudian pintu terbuka
“annyeong haseyo..”
sapaku pada seorang gadis yang lebih tua. Mungkin ini dia eonninya Krystal.
“nado annyeong, kau pasti
Suho kan?”
“ne noona”
“tunggu sebentar Soojung sedang
bersiap-siap”
“Soojung?” tanyaku tak mengerti.
“ah..kau tidak tahu ya kalau
nama korea Krystal itu Soojung?.” Jadi begitu.
“ne noona, aku baru
tahu.” Soojung, nama yang bagus juga.
“kau namja pertama yang
berhasil mengajak Soojung jalan.”
“benarkah?” kenyataan ini
membuatku merasa spesial. Tak lama kemudian Krystal turun dari kamarnya di
lantai dua. Cantik seperti biasanya, entah mengapa saat memandang wajanya ada
perasaan senang yang sulit di jelaskan muncul dalam hatiku.
“ayo…”aku meraih tangannya dan
segera menuju mobilku.
***
Aku mengajak
Krystal menonton pertandingan sepakbola Seoul FC melawan Gamba Osaka Jepang
dalam lanjutan liga Champion asia. Pertandingan berjalan dengan seru tentu
saja. Aku tidak tahu apakah Krystal menyukai sepak bola atau tidak, yang jelas
aku senang melihat Krystal juga sepertinya menikmati pertandingan ini. Aku
seperti melihat sisi lain seorang Krystal. Dia terlihat lebih bebas, jauh dari
kesan ice princess yang selama ini melekat padanya. Dia menoleh ke arahku, sial
aku ketahuan sedang memperhatikannya.
“kenapa?”
“aniya..” aku pura-pura
bersikap biasadan berteriak memberi semangat kepada Seoul FC.
***
Kini aku dan
Krystal sudah berjalan keluar dari stadion, pertandingan berakhir seri.
“Krystal, terimakasih ya?”
“hmm. Kenapa harus
berterimakasih?”
“karena kau mau menemaniku malam
ini.”
“seharusnya aku yang
berterimakasih, aku baru pertama ini menonton pertandingan sepak bola secara
langsung.”
“benarkah?”
“di Amerika sepak bola tidak
terlalu populer, aku lebih sering menonton pertandingan basket bersama appa.”
“ya, kurasa begitu.” Krystal
kemudian menyadari sesuatu, dan sepertinya dia tengah mencari sesuatu sambil
menunduk.
“Krystal, ada apa?”
“sepertinya kalungku jatuh.”
Aku dan dia kemudian mencari
kalung itu, sedikit sulit karena banyaknya orang yang lalu lalang.
“ketemu!, ah sepertinya kalung
ini putus.” Krystal tampak sedih. Akupun melihat kalung itu.
“tidak, ini hanya lepas. Biar
kubantu memakainya kembali” Akupun memakaikan kalung itu pada leher jenjang
Krystal. Aku baru menyadari kalau kalung ini mempunyai sebuah liontin. Inisial
SJ. Tunggu dulu, sepertinya aku tidak asing dengan inisial itu.
“SJ?”
“ne, SJ untuk Soojung,
eommaku yang memberikannya, wae?”
“SJ untuk soojung?” aku
menggumamkannya beberapa kali dan langsung teringat pada gadis yang memberiku
syal itu. Mungkinkah gadis itu adalah Krystal?. Betapa senangnya andai itu
benar.
“Krystal, apa kau mengenal surat
ini?.” Aku mengambil surat itu yang selau aku bawa dalam dompetku. Seperti
dugaanku Krystal tampak kaget. Ya Tuhan, semoga perasaanku benar adanya. Masih
tidak ada jawaban.
“Krystal, aku mohon jawab aku.”
“memangnya kalau seandainya
benar aku mengenal surat itu, apa yang akan kau lakukan?”
“aku akan memohon padamu untuk
menjadi yeoja chinguku.” Kataku sungguh-sungguh sembari berlutut di
depannya.
“Suho, apa yang kau lakukan. Ayo
cepat bangun!.” Katanya tidak nyaman karena kini kami menjadi pusat perhatian
di pelataran stadion ini.
“terima saja dia agasshi” kata
salah seorang yang melihat kami member dukungan padaku.
“Krystal, aku tidak akan berdiri
sampai kau menjawabku.” Kulihat dia mulai terisak. Kumohon jangan menagis, aku
tidak sanggup melihat air mata bodoh itu keluar dari mata indahmu.
“ne Suho, memang aku
orang yang telah memberimu syal itu. Aku gadis bodoh yang mencintaimu. ”
Ucapnya dengan suara parau. Ternyata benar dialah gadis yang kucari selama ini,
gadis yang mencintaiku laksana sebuah sungai. Hatiku begitu gembira hingga jika
harus masuk ke nereka untuk menebus rasa bahagia ini aku pasti mau. Aku
langsung bangkit dan memeluknya.
“Krystal, kaulah gadis yang
kucari selama ini.” Para penonton bertepuk riuh melihat kami. Mereka mungkin
seperti melihat serial drama. Ya, kisah cintaku dengan Krystal memang laksana
drama di Tv.
“Suho, apa benar kau
mencintaiku?” Tanya Krystal ragu-ragu.
“ne, aku sangat
mencintaimu Krystal sejakawal kau telah mencuri perhatianku. apa mau bukti??”
tanpa basa-basi aku berlari ke tengah pelataran itu untuk menarik perhatian
semua orang.
“perhatian semua! AKU KIM JOON
MYUN SANGAT MENCINTAI KRYSTAL JUNG!!!
KRYSTAL SARANGHAE.” Aku
terenggah-enggah selesai mengucapkannya. Orang-orang riuh menyambut teriakanku.
“dasar anak muda!” komentar
salah seorang bapak yang melintas di depanku.
“KRYSTAL JUNG, MAUKAH KAU
MENJADI YEOJA CHINGUKU?” Teriakku lagi. Krystal mendekat kearahku.
“Ne Suho-ssi, aku mau.”
Aku memeluknya sekali lagi seakan tak mau terpisahkan. Tuhan, tolong jangan
pisahkan kami. Karena aku sangat mencintainya.
SELESAI